Mei 29, 2018

Sejarah Blangkon Sebagai Warisan Budaya Nusantara



 
Bllangkon Jogja

BlangkonJogja - Blangkon mempunyai makna pengendalian nafsu manusia yang meluap luap. Nafsu manusia ini di dalam adat jawa hadulu di identikkan dengan lambang rambut. Karena pada zaman dahulu masyarakat jawa belum mengenal pemotong rambut, wong jowo (orang jawa) pada umumnya berambut panjang.



Dalam viva online diberikan keterangan “Laki-laki dan wanita Jawa secara umum membiarkan rambutnya panjang alami dan tidak dipotong. Kaum laki-laki, kecuali dalam acara tertentu, biasanya melingkarkan rambut mereka di sekeliling kepala dan menjepitnya dengan sisir sirkam di depan. Namun, di kalangan petinggi, merupakan suatu kehormatan untuk membiarkan rambutnya terurai di hadapan atasan mereka”.


Untuk orang jawa yang mempunyai kepribadian baik biasanya menata rambutnya agar tidak berantakan, sedangkan kepribadian orang jawa buruk biasanya membiarkan rambutnya berantakan tanpa penataan. Kemungkinan ini adalah acuan yang dipakai untuk menilai karakter seseorang.
Sebelum adanya blangkon, terlebih dahulu dikenal dengan istilah “iket” atau “udeg” yang dipakai untuk mengikat kepala. Iket ini digunakan untuk mengikat Sirah (kepala) yang mempunyai konotasi isine mberah (isinya banyak), dengan menggunakan iket ini menjaga supaya pemakainya dapat mengikat isi fikirannya sehingga dapat menjadi ketenangan bagi pemakainya.


Fisik dari iket ini berupa kain yang di ikatkan melingkar di sebagian kepala bagian atas yang dipakai seperti mahkota. Perbedaannya, mahkota biasanya dipakai dengan bahan yang lebih keras, namun untuk iket bahan yang digunakan menggunakan kain atau barang yang bisa digunakan untuk melilit kepala dengan bagian atas terbuka.


Setelah terkenalnya iket, masyarakat jawa mulai mengenal pengikat kepala dengan penutup bagian atasnya. Benda kepala ini disebut dengan blangkon. apabila iket disimpan dalam bentuk kain  dan baru di ikatkan saat mau dipakai, blangkon ini disimpan dan di kenakan dalam wujud serupa blangkon sehingga dalam pemakaian tidak membutuhkan waktu untuk mengikat kepala.


Pemakai blangkon yang paling tua dapat di lihat pada lukisan Sunan Kalijaga, yang lahir pada abad ke-14 masehi, lukisan ini membuat persepsi bahwa pencetus blangkon adalah Sunan Kalijaga yang mempunyai latar belakang kerajaan islam di jawa. Bila di analisis pengantian iket kepala menjadi blangkon bila di lihat dari persepsi ini adalah alasan ketika hendak sholat agar rambut tidak menghalangi antara kening dengan lantai sujud. Untuk kebenaran yang sebenarnya belum diketahui secara jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia Negara Asal Blangkon

Indonesia Negara Asal Topi Jawa : Blangkon Indonesia adalah negara plural yang mempunyai ribuan suku bangsa dan bahasa. Indonesia su...