Blangkon jogja – Ketika musim mudik lebarang sudah
tiba, banyak masyarakat muslim yang meluangkan waktu untuk membeli baju muslim.
Pernahkah anda terfikirkan baju muslim ala Jawa yang mempunyai filosofi
tinggi?. Di Jawa kususnya D.I Yogyakarta dengan nama sapaan jogja dapat dijumpai baju muslim yang sudah
dikenal sejak sebelum adanya keraton Ngayogyakarta. Nama dari baju ini adalah Surjan.
Baju surjan ini dikenalkan oleh Sunan Kalijaga dan
sampai sekarang masih akrab di masyarakat Jawa. bila dikenakan dengan Blangkon, baju ini adalah pilihan yang pas karenadari kerajaan ngayogyokarto dulu selain melestarikan baju surjan juga menjadikan blangkon jogja sebagai penutup kepalanya
Keraton Ngayogyokarto meneruskan baju yang
digunakan sejak zaman Majapahit yang merupakan zaman sebelumnya. sebelum adany keraton yogyakkarta sudah dikenal baju surjan dikalangan kerajaan Majapahit. Kemudian setelah
terpisahnya Majapahit menjadi Keraton Ngayogyokarto dan keraton Surakarta, baju
ini menjadi baju resmi keraton Yogyakarta.
Baju surjan sering dikenal dengan baju lurik. Ketika
keraton sedang mengadakan acara biasanya para perangkat keraton mengenakan baju
ini. Sekarang baju ini dipakai oleh semua kalangan di masyarakat. Baju ini juga
tersedia untuk pria dan wanita. Untuk model wanita, baju ini mempunyai wujud
yang sedikit berbeda yaitu bagian depan dan belakang baju lebih panjang,
terdapat pinggul baju dan dada yang berbeda dengan baju pria.
Motif Baju Surjan
Baju surjan ini biasanya memakai motif lurik. Motif ini
mempunyai beberapa tanda ketika dipakai oleh kalangan keraton. Terlah di
sebutkan dalam surat kabar kedaulatan rakyat bahwa besar kecilnya lurik
mempunyai makna tersendiri. Lurik yang lebih lebar mempunyai arti pemakainya
lebih dekat dan mempunyai peringkat kepentingan yang lebih di kalangan keraton
begitupun lurik sebaliknya.
Baju surjan memiliki beberapa motif yang berbeda. Yang
paling dikenal oleh kalangan masyarakat adalah yang dijuluki dengan bajun
lurik, kemudian ada baju lurik berpotongan (kotak-kotak) yang terdiri atas
lurik vertikal dan horizontal yang saling memotong.
Selain adanya motif-motif surjan di atas, terdapat
satu motif lagi yang tidak sembarangan orang boleh mengenakannya. Yaitu motif
bunga, motif bunga juga disebut dengan motif Ontrokusuma. Pemakai motif ini di
identikkan dengan keluarga utama dari keraton. Dan hanya orang tertentu yang
mendapatkan izin dari keraton yang boleh menggunakan motif baju surjan ini.
Surat kabar Kedaulatan Rakyat di krjogja.com juga
menyebutkan ada satu motif terahir baju surjan, yaitu motif bungan dengan garis
tidak tegas. Tidak menggunakan warna yang mencolok. Berbeda dengan baju surjan
motif ontrokusuma yang mempunyai bunga tegas dan garis yang tegas.